Posted by : Nacoola generation
Kamis, 22 Desember 2011
Sekilas
tak ada yang aneh dari sajian andalan masyarakat Dongyang, China.
Semua orang bisa dengan mudah menyebutnya telur rebus. Rasa aneh
bercampur jijik mungkin baru muncul setelah mendengar cerita di balik
pengolahannya.
Masyarakat
setempat menyebutnya 'tong zi dan' atau 'boy egg'. Sebutan ini
merujuk ciri khas telur yang direbus di dalam urin anak laki-laki,
bukan air mendidih.© haxims.blogspot.com
Lu
Ming, koki andal di sana, mengatakan, 'boy egg' menjadi makanan
tradisional yang cukup digemari masyarakat lokal sejak beribu-ribu
tahun silam. Pada 2008, hidangan ini bahkan masuk dalam daftar warisan
budaya yang dilestarikan.
Di
masa lalu, 'boy egg' menjadi hidangan spesial setiap musim semi.
Masyarakat setempat menjadikannya sebagai santapan lezat yang
menyehatkan. Sejumlah pakar kesehatan tradisional di China sepakat
bahwa kandungan nutrisi urin akan meningkatkan nilai gizi telur.
Lu
Ming mengatakan bahwa kualitas urin terbaik berasal dari anak
laki-laki usia di bawah 10 tahun. Ini terkait dengan pola makan anak
yang cenderung masih sehat. "Kami mengumpulkan urin dari
sekolah-sekolah di wadah-wadah yang sudah kami siapkan setiap hati,"
ujarnya.
Penyajian
telur ini membutuhkan waktu cukup panjang. Pertama, telur mentah
direndam di dalam wadah berisi urin. Setelah tercelup sempurna, wadah
dipanaskan hingga urin mendidih. Dalam suhu maksimal, telur biasanya
akan retak sehingga urin akan merembes ke dalamnya. Setelah matang,
biarkan telur terendam urin selama satu hari.
Lu
Ming sangat ingin membagi kelezatan dan nutrisi telur tersebut ke
seluruh dunia. "Kami mendorong ekspor telur ini, karena kami ingin
orang di luar China bisa sepenuhnya menghargai kelezatan masakan
kami," ujarnya.