Posted by : Nacoola generation Senin, 01 Oktober 2012



 
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Partai Keadilan sosial (PKS) dalam musyawarah wilayah DKI Jakarta mengusung konsep Jakarta Raya dalam mengatasi permasalahan ibukota Negara. Konsep tersebut muncul karena adanya isu wacana pemindahan ibu kota yang menjadi perbincangan hangat pada muswil yang berlangsung sejak Jumat (15/10) hingga Ahad (17/10).

Jakarta Raya diusulkan menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah yang kerap melanda Ibukota Negara dan belum terselesaikan secara optimal sampai saat ini. "Terkait isu pemindahan Ibukota, PKS menolak adanya pemindahan tersebut" ujar ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS DKI Jakarta,Triwisaksana pada acara seminar bertajuk Pemindahan Ibukota versus Revitalisasi Tata Ruang yang digelar pada rangkaian muswil PKS, Sabtu (16/10).


Alasannya adalah pemindahan Ibukota memerlukan dana yang sangat besar, untuk lebih efektif sebaiknya pemerintah memfokuskan pembenahan tata ruang dan mengoptimalkan angkutan massal. Sebab, lanjutnya, perbedaan antara megapolitan dengan pembentukan Jakarta Raya adalah pada lingkup penyatuan beberapa wilayah penyangga.

Triwisaksana yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, mengatakan konsep Jakarta Raya adalah membangun sebuah kota megapolitan yang mengintegrasikan kota-kota Administrasi di Propinsi DKI Jakarta dengan Kota/Kabupaten yang berada di sekitarnya.

Jakarta Raya, merupakan kesatuan politik, kesatuan administrasi negara, kesatuan kelembagaan, kekuatan pembiayaan, kesatuan perencanaan tata ruang dan kekuatan dasar hukum. “Tentu saja konsep ini bisa dilaksanakan dengan melepaskan egoisme daerah-daerah yang bersangkutan dan mengutamakan kepentingan bersama,” kata pria yang akrab disapa Sani ini.

Sani mengungkapkan bahwa ada empat permasalahan Jakarta yang sampai saat ini belum dapat teratasi, yakni banjir, kemacetan, degradasi lingkungan yang ditandai dengan menurunnya permukaan air tanah, serta penataan pemukiman yan tidak sehat. “Implementasi tata ruang yang kacau dan tidak tepat dianggap menjadi penyebab kemacetan dan banjir yang menjadi wajah utama Jakarta,” ujar mantan ketua DPW PKS DKI Jakarta ini.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto ditemui pada kesempatan yang sama nampaknya tidak menyetujui wacana mengenai pemindahan ibu kota ke daerah lain untuk mengatasi permasalah banjir dan kemacetan di DKI Jakarta. "Seluruh dunia sudah mengetahui bahwa ibu kota dari Indonesia itu adalah Jakarta, kalau kita ingin Jakarta selamat maka kita perlu melakukan rekayasa teknik dan mengurangi beban kota," kata Prijanto kepada wartawan di acara muswil PKS di salah satu hotel di kawasan Senayan.

Menurutnya biaya pemindahan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di ibu kota saat ini. Dia menilai revitalisasi megapolitan jauh lebih baik dibandingkan dengan pemindahan ibu kota.

Senada dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, menurutnya wacana pemindahan ibu kota bukan sesuatu yang buruk. Namun, lanjutnya, mengapa tidak merealisasikan konsep megapolitan untuk menyelesaikan masalah pokok seperti banjir, kemacetan, dan sampah. Pemerintah bisa menyisihkan dana untuk mengatasi masalah pokok tersebut. "Pemindahan ibu kota mahal, kenapa tidak menyelesaikan masalah yang ada didepan mata terlebih dahulu" kata dia.
Redaktur: taufik rachman
Reporter: C32

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/metropolitan/10/10/17/140647-ibukota-tak-perlu-dipindah-jika-jakarta-menjadi-megapolitan


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Asmaul Husna

Calendar Hijri

Blog archive

Popular Post

Buscar

- Copyright © Ganesha 50 -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -